Tentang
JABAL teater TANGGAMUS
“Bagi anak, hidup adalah bermain dalam gelak tawa penuh
kemerdekaan, kepolosan dan kebebasan. Hidup adalah memperhatikan dan
mempelajari, mengagumi dan mengenali, mencoba-coba dan menjelajahi berbagai hal
yang baru serta terus beradaptasi pada roda kehidupan di muka bumi. Masa
anak-nak adalah untuk membangun persahabatan dan persaudaran dengan teman
sebayanya, orang dewasa dan lingkungan sekitarnya.
Dan itulah perdamaian yang kita impikan.”
Teater Jabal pada awalnya timbul ketika pentas peringatan
HUT RI di kampung Gunung Tiga Desa Tanjung Agung Tahun 2003. Berawal dari sini
kemudian Teater Jabal menjadi sebuah tempat dimana anak dapat menemukan
kreatifitas di lingkungannya sendiri dan alam sebagai laboratorium untuk
mempelajari berbagai hal. Teater Jabal seiring berlangsungnya kondisi
lingkungan sosial Indonesia yang tidak menguntungkan dan semakin keras bagi
tumbuh kembangnya anak, hal ini membuat kami merasa perlu mengembangkan isu
perdamaian yang akan menjadi bekal penting dalam sebuah proses pendewasaan anak
damping kami. Isu tersebut kemudian makin jauh kami jabarkan dalam proses
kratif kami semua. Proses selalu kami coba termasuk menawarkan
kemungkinan-kemungkinan di tengah ketidakmungkinan, karena ini adalah sebuah
proses membuka cakrawala.
Membuka cakrawala adalah hal yang selalu tertinggal dalam
proses pendidikan kita dan tingkat apresiasi mengakibatkan terjadinya degradasi
moral di Indonesia selama ini. Bagi kami membuka cakrawala adalah awal dari
mengetahui. Dari pengetahuan penghargaan terbangun dan saling menghargai
adalah modal awal
dari sebuah proses. Terciptanya perdamaian. Hal inilah
yang menjadi sebuah karakter proses pencarian kreatifitas, tanpa
mengesampingkan kultur budaya, dan seni tradisional yang ada di lingkungan anak
kami.
Teater Jabal menuntun mereka untuk belajar dan memetik
banyak hal di lingkungannya sebagai referensi dan tidak dipaksa untuk
berakting, kecuali bermain menjadi seseorang yang bukan dirinya. Dan yang kami
inginkan adalah melempar “teater yang mudah” ini sebagai wacana publik sehingga
semakin terbukanya kemungkinan teater sekolah menjadi seni pertunjukan yang
mampu mengolah, mengasah dan membina kreatifitas anak. Sehingga teater tidak
akan menjadi sesuatu yang tidak mustahil di manapun.
Teater adalah koleketif, teater adalah kerjasama.
Masing-masing bidang dalam teater dapat dikerjakan oleh orang-orang tertentu
yang tertarik di bidang-bidang tersebut. Jika semuanya berbuat dalam semangat
kerjasama maka pergelaran karya teater menjadi karya bersama yang memiliki satu
makna. Semua secara harmonis bekerja bersama mendukung makna yang satu.
Masing-masing bidang yang akan dipelajari akan memberikan gambaran harmonisasi
tersebut. Semua berjalan dalam satu proses, dan proses adalah belajar. Semangat
belajar dalam teater tidak akan pernah bisa berhenti karena teater senantiasa
hidup dan berkembang. Ilmu yang didapatkan sekarang tidak akan pernah cukup.
Oleh karena itu maka tidak ada kata lain selain belajar, belajar, dan belajar.
Berkarya, berkarya, dan berkarya.
Maman Bayzuri
Pendiri/Supervisor
0 Komentar