Pada Suatu Hari ….. ada sepenggal ibroh
PADA SUATU HARI
Karya : ARIFIN C. NOOR
“Pada Suatu Hari” adalah sebuah drama yang sangat mempunyai pesan moral yang tinggi, menyikapi banyaknya sebuah kata perceraian yang terjadi dewasa ini yang didasari oleh perasaan cemburu, hal sepele yang tentunya tidak perlu lagi ada dalam mahligai rumah tangga. Banyak asumsi yang mengatakan, bahwa sebuah pernikahan ibarat seperti sebuah mainan saja oleh sebagian besar orang, yang tentunya tidak memiliki keseriusan dalam menjalani bahtera rumah tangganya. Peran seorang saudara atau orang tua kerap kali dapat menyelamatkan sebuah pernikahan, namun apakah yang terjadi jika tidak ada orang tua ataupun saudara? Apakah perceraian akan tetap terjadi.
Kuncinya adalah pada diri kita, sebagai manusia tentu bersinggungan dengan orang jelas terjadi, namun bagaimana kita menyikapinya kembali pada diri kita. Renungkanlah apa yang akan terjadi jika sebuah perceraian ada dalam bahtera rumah tangga ? terlebih jika dalam rumah tangga itu telah memiliki anak, dan tentunya anak tidak tahu pasti tentang masalah yang dialami kedua orang tuanya. Beban psikis tentunya akan benar –benar dirasakan oleh anak walau secara fisik mereka tidak memperlihatkan itu semua. Yang paling serius adalah sebuah tindakan yang tidak tepat saat memilih jalan.
Pada suatu hari, dari hari demi hari perceraian banyak terjadi, mulai dari rasa cemburu yang belum tentu kebenarannya, dan dalam penyelesaianya sarat dengan emosi, yang ada hanyalah saling baku lontar kejelekan pasangan, lalu bagaimana dengan ucapan-ucapan manis mereka sebelum menikah? Apakah mereka akan menjilat lagi itu semua. Setidaknya bukan hanya diperuntukan bagi yang sudah menikah saja. Kita yang belum menikah tentunya bisa menjadikan kisah ini sebagai modal dasar untuk lebih siap dan hati-hati dalam memilih pasangan hidup. Tidak hanya manis dimuka, tetapi cobalah menjadikan hidup ini manis disetiap waktuanya. Agar kata-kata perceraian tidak lagi terucap di kemuadian hari.
By : sutradara
Biografi ARIFIN C. NOER
Arifin C. Noer Lahir tanggal 10 maret 1941, dari keluarga tukang sate di Cierbon, Jawa Barat. Ia meninggal dunia pada tanggal 28 Mei 1995 di Jakarta. Salah seorang Sutradara Teater terkemuka ini juga handal sebagai penulis drama. Karya-karya monumentalnya seperti : Kapai-kapai, Sumur Tanpa Dasar, Mega-mega, Dalam bayangan Tuhan dan lain-lain, banyak dipentaskan oleh berbagai kelompok Teater, baik di dalam maupun di luar Negri. Kariernya sebagai penulis lakon dimulai sejak menjadi mahasiswa di Surakarta. Ketika itu ia aktif dalam group Teater Muslim pimpinan Muhamad Dipenogoro, dan ia pun dikenal pernah bergabung dengan Rendra.
Sebagai penulis naskah dan sutradara Teater, Arifin merupakan fenomena yang menarik dalam khasanah perkembangan teater modernIndonesia. Selain giat mengembangkan apa apa yang disebutnya teater eksperimental, Arifin juga menjadikan kekayaan teater tradisi Indonesia sebagai sumber kreativitas. Maka, tak ayal banyak pengamat yang mengatakan bahwa teater Arifin adalah teater modern Indonesia yang meng- Indonesia.
Dunia film mulai dirintisnya dengan menjadi suradara film yang Suci Sang Primadonna pada tahun 1977, setelah sebelumnya ia dikenal sebagai penulis skenario. Dengan modal bakat menyutradarai dan menulis naskah yang luar biasa, dunia Filmpun memberi prestasi dengan menyabet piala Citra diantaranya lewat Film : Taxi dan Serangan Fajar. Film-filmnya, selain menarik secara tematik dan artistik juga ada yang sangat digemari masyarakat, yaitu : Pemberontakan G. 30. S. PKI dan Taxi. Selain sebagai penulis naskah dan sutradara teater dan film, Arifin C. Noer adalah pendiri Teater Ketjil, pemikir kesenian dan sarjana sosial. Ia menerima SEA Writer Award dari Thailand serta menjadi penceramah dan memberikan workshop teater di dalam maupun luar negeri. Pada tahun 1972, ia menerima anugerah seni dari pemerintah Republik Indonesia.
Fenomena Sosial pada Pengadegan Pada Suatu Hari
Secara garis besar drama ini menceritakan tentang kehidupan rumah tangga pada mumnya. Kehidupan rumah tangga selalu ada konflik-konflik atau kecemburuan-kecemburuan. Akan tetapi dalam naskah drama ini masalah tersebut bisa menjadi besar apabila tidak ditanggapi dengan baik.
Naskah drama ini termasuk ke dalam drama prosa. Karena disajikan dengan dialog yang mudah dipahami. Unsur-unsur yang digunakan menyerupai prosa fiksi. Dalam naskah juga dijelaskan dengan mendetail ekspresi-ekspresi tokoh. Naskah drama ini mengangkat tema sehari-sehari yang terjadi dalam masyarakat. Tentang kehidupan rumah tangga yang dipenuhi dengan konflik-konflik kecil bahkan bisa berujung ke perceraian. Pada drama ini sarat akan nilai sosial dalam kehidupan sehari-sehari. Drama ini menyajikan tokoh-tokoh nyata yang ada dalam masyarakat. Mulai dari rasa tidak saling percara, mudah marah, kecemburuan, iri hati dan penyakit-penyakit hati lainnya. Arifin c noor mengungkapkan dengan baik nilai-nilai tersebut ke dalam drama ini. Tokoh-tokohnya diberi karakter kuat sehingga bisa menunjukan konflik yang ada dalam drama ini. Belum lagi kita dibuat gemas oleh tokoh nyonya wenas yang genit. Tokoh nyonya wenas membuat konflik semakin terasa.
Disajikan dengan tema tentang konflik kehidupan rumah tangga, terutama antara suami dan istri. Alur dalam drama ini alurnya menggunakan alur maju, dilatarbelakangi oleh konflik antara kakek dan nenek. Kemudian berlanjut pada konflik novia dan suaminya. Konflik keduanya mirip, sehingga bisa dianalogikan sebagai sebuah akibat pertengkaran nenek dan kakek yang juga dialami novia. Dialog-dialog yang digunakan sangat padat, sehingga memahami drama ini harus memahami dari dialog, karena cerita yang dibangun murni dari dialog. Dialog-dialog yang digunakan kadang juga dibuat simbol-simbol. Dengan latar rumah kakek dan nenek, sekitar siang hari. Pada pagi hari ditandai dengan kedatangan janda dan bernjak siang datanglah novia beserta anak-anaknya. Pesan-pesan moral bisa dilihat dalam dialog-dialoh tokohnya antara lain. Pentingnya sebuah sikap saling percaya kepada pasangan. Drama ini layak menggambarkan fenomena sosial yang sedang marak terjadi.
0 Komentar