Advertisement

Responsive Advertisement

TEATER JABAL TANGGAMUS GELAR STUDY PENTAS “ PATUNG DAN AYAM “


TEATER JABAL TANGGAMUS
GELAR STUDY PENTAS “ PATUNG DAN AYAM “

”Saudara–saudara, dunia selalu melahirkan pahlawan walaupun saat pahlawan itu hidup tindak tanduknya tidak sebersih perilaku yang digambarkan dalam dongeng yang kita dengar atau kita baca, namun setidaknya mereka telah berbuat sesuatu yang memberikan perubahan pada generasi setelahnya. Namun sayangnya banyak manusia yang memanfaatkan kemashuran seorang pahlawan demi kepentingan mereka sendiri. Nama baik pahlawan sering dipakai untuk memenuhi hasrat sendiri.  Lalu apa jadinya kalau sudah begini? Selalu ada celah dalam memetik hikmah dari semua kejadian yang bertebaran didepan mata kita selalu ada sesuatu yang bisa kita ambil sebagai bahan pelajaran dari setiap kisah hidup yang muncul dipucuk hidung kita.
Maka dari itu saudaraku seburuk apapun kehidupan tetaplah sebuah kehidupan, sesakit apapun pengalaman tetaplah sebuah pengalaman. bukalah pandang mata dan lihat dari sudut yang berbeda, mungkin dari sisi lain kita menemukan kebaikan, atau setidaknya memberikan sedikit harapan. Karena hidup adalah harapan kalau anda takut untuk berharap berarti anda takut hidup. Orang yang takut hidup takkan berani menghadap kematian. Percayalah!”
Itulah Sepenggal Pesan Dari pementasan Lakon Patung dan Ayam karya Sarjang sutradara Siti Nurjanah supervisor Deni Purnama yang dipentaskan oleh Teater Jabal dalam acara Study Pentas kemarin hari sabtu, (15/2) digedung YPIPP Nurul Falah Gunung Tiga Tanggamus.
Cerita dengan latar Rumah Kepala Desa berawal dari kekesalan kades terhadap pembangunan patung pahlawan yang menguras habis dana kas desa serta harta benda yang dimiliki kades eha yang diperankan oleh Sri Iyasa, bahkan sampai ayam satu-satunya milik Mak Eom Ibunya sendiri yang diperankan oleh Yuliana diambil secara paksa tanpa memperdulikannya untuk menyambut rombongan Bupati yang akan meresmikan patung tersebut. Padahal rombongan bupati meminta bukan ayam yang sebenarnya tapi ayam yang “dadanya montok”itulah percakapan kades Eha dengan Utusan Bupati yang diperankan oleh Tira Oktavia dipertengahan cerita.
Pementasan kali ini merupakan tindak lanjut dari Workshop ke III yang diselenggarakan oleh Teater Jabal pada tanggal 23 – 25 desember 2011 di Pantai Ketapang tanggamus yang dikuti oleh Siswa-siswi SMK/MTs Nurul Falah dan dari sekolahan lain bahkan dari kalangan umum. Study pentas ini rutin dilaksanakan setelah digelarnya Workshop untuk perekrutan warga baru teater Jabal. Dalam proses ini para anggota belajar bagaimana manajerial produksi pementasan dengan pembagian job description mulai dari penataan artistik hingga penataan keproduksian. Dalam tata artistik warga baru dikenallkan dengan peñata kostum, peñata musik, tata cahaya, setting panggung, dan property. sedangkan dalam keproduksian mereka diperkenalkan adanya produser, dana & sponsorship, humas, ticketing, publikasi dan dokumentasi.
Menurut Kepala Sekolah SMK Nurul Falah Dadan Hermawan, S. Th. I di dampingi kepala MTs Nurul Falah WD.Fatchurrochman Syam, M. Pd. I, keberadaan Teater Jabal di Kampung Gunung Tiga sangat mendukung proses kreatifitas anak-anak terutama di sekolah kami, Teater Jabal telah membina eskul kesenian dilingkungan YPI PP Nurul Falah sejak tahun 2003 bahkan di tahun ini kami sedang mempersiapkan diri menghadapi Liga Teater tingkat SLTA se-Provinsi Lampung pada tanggal 7 – 11 mei 2012 yang diselenggarakan oleh Teater Satu kerjasama dengan Hivos Belanda dan Taman Budaya Provinsi Lampung